Tampilkan postingan dengan label Curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Curhat. Tampilkan semua postingan

08 April, 2009

Perjalanan yang menentukan


Hari Sabtu tanggal 4 April 2009 kemarin ana berangkat ke Talu, kampungnya rangtalu. Keberangkatan kesana ana beranikan diri untuk menggunakan motor. Rada hati-hati juga harusnya karena sampai saat ini ana belum punya SIM, ditambah lagi STNK yang sudah kadaluarsa tanggal 27 Maret 2009. Kalau ketemu pak polantas dan di stop, tentunya ana akan berurusan dulu dengan beliau, paling tidak beberapa menit untuk silaturrahim....
Alhamdulillah sampai ana balik lagi ke Padang, peristiwa itu tidak terjadi. Bersyukur, walau silaturrahim dengan pak polantas tak jadi dilaksanakan.
Ada peristiwa yang cukup menegangkan yang ana alami ketika ke Talu kemarin. Yakni ketika harus berhadapan dengan hujan yang amat deras. Jarak pandang yang ada waktu itu ana perkirakan tak sampai 50 meter saking derasnya hujan. Sebelum berhadapan dengan hujan, ana sudah siasati agar tak sampai kehujanan dijalan yaitu dengan lari dari hujan yang sebelumnya berada di belakang. Kalaupun ada hujan tidaklah begitu hebat derasnya.Namun, saat di Pariaman hujannya berada di depan dan butiran-butiran air tersebut besar-besar dan rapat. He.. he... mau tak mau harus berhadapan juga akhirnya.
Kejadian yang menegangkan tatkala hujan itu adalah jarak pandang yang terlalu dekat. Helm yang ana gunakan juga sudah tak mampu lagi bekerja dengan baik lantaran kondisinya yang sudah agak rusak. Ketika itulah ana memaksakan diri untuk terus menempuh hujan yang sangat lebat tersebut. Jika berhenti, dalam perhitungan ana maka tiba di Padang nantinya akan sangat malam. Ditengah perjalanan dalam kepungan hujan yang lebat tadi, ana tak tahu lagi jalan yang ditempuh. Yah, saat-saat menegangkan itu ana hanya mengikuti naluri. Keputusan yang ana ambil adalah tepat dan jalan yang sedang ana lalui adalah benar. Jalan ke Padang. Ana perkirakan saat itu jalan yang ana tempuh mengarah ke by pass. Petunjuk yang ana gunakan adalah jalan tersebut di lalui oleh beberapa bus AKDP dan AKAP. Motor ana pacu dalam kecepatan 60 sampai 70 KM/H. Pertahanan ana hampir goyah apakah jalan yang sedang ditempuh benar atau tidak tatkala jalan yang dilalui banyak lubang dan tambalan-tambalan jalan. Dalam bayangan ana, jalan ke Padang rasanya tidak separah itu. Tapi, dengan mengikuti naluri saja tetap ana pacu motor... walaupun kemana sampainya nanti... Terkadang dalam menempuh jalan yang berlubang-lubang, ana terkadang tak hiraukan ada bus atau motor lain di depan atau dibelakang. Beberapa kali ana gumamkan dalam hati, jikalau ana wafat dalam perjalanan ini maka insya Allah mudah-mudahan Allah ampuni dosa dan kesalahan selama ini. Yah, hanya itu yang bisa ana do'a kan lantaran begitu menentukannya perjalanan ini. Seakan maut itu senantiasa mengintai. Tapi dalam hati ana menyampaikan bahwa maut memang senantiasa mengintai dimanapun kita berada. Tidak hanya saat berada diperjalanan ini saja.
Ketika sudah hampir tiba di Padang, ternyata hujan juga masih begitu lebat. Disaat itu hari sudah malam dan cara yang ana gunakan agar tidak beresiko lebih besar adalah dengan mengikuti mobil. Berada di belakangnya dan konsentrasi dengan kecepatan mobil tersebut.
Alhamdulillah, pada akhirnya perjuangan itu menghantarkan ana kembali ke Padang dengan selamat. Memang benar, bismillaahi tawakkaltu 'alallaah laa haula walaa quwwata illa billaah... semuanya berjalan dengan lancar karena Mu jua wahai Rabb..

baca lanjutannya..

03 April, 2009

Rihlah akhir pekan

tak ada yag dapat ana sampaikan kali ini. hanya saja tiap kali bertemu internet, check email yang bisa ana lakukan dan selebihnya tidak ada aktifitas yang lain kecuali sedikit baca berita dan kemudian berlalu. Rihlah diakhir-akhir pekan pada minggu-minggu ini diisi dengan berbagai agenda, baik itu ke daerah (kampuang) atau juga agenda di dpc

baca lanjutannya..

23 Maret, 2009

ku ingin

Ingin ku gapai semua impian
bersama sejuta kenangan
saat langkah coba ku tapakkan
ada semburat cahaya ditengah kegelapan

baca lanjutannya..

07 Maret, 2009

Tulisan komputer

Perlahan ana buka kertas yang berisi beberapa tulisan komputer tersebut. Satu persatu mulai ana baca dengan hati yang berdebar. Ada sedikit aliran panas yang menjalari tubuh ini tatkala membaca tulisan tersebut. Entah karena isinya atau karena memang ana yang lagi tidak siap untuk membaca tulisan itu dengan berbagai prasangka di kepala. Hm, masih terbayang beberapa saat yang lalu tulisan tersebut terbungkus dengan selembar amplop putih yang sudah rusak dan robek. Amplop beserta kertas bertulisan tersebut ana bawa ke ICT, Kimia dan Teknik karena belum sempat untuk membacanya. Ya, baru sekarang sempat membacanya. Mudah-mudahan nanti bisa diceritakan maksud dari isi tulisan tersebut disini...

baca lanjutannya..

24 Februari, 2009

Setelah ini apalagi ?

Setelah ini apalagi ?
Kira-kira seperti itu pertanyaan yang timbul terkadang dalam hati kita. Seakan-akan terjadi kebalikan dari apa yang telah di sampaikan imam syahid hasan al banna bahwa seorang mujahid itu memiliki kewajiban yang lebih banyak dari waktu yang mereka punya. Ada baiknya kita kembali me review tugas-tugas yang telah dilaksanakan selama ini. Mungkin saja dalam aktivitas yang kita lakukan terdapat riak-riak lain yang merusak dan menggerus kepribadian kita. Istighfarlah akhi....

baca lanjutannya..

11 Februari, 2009

Harus Berani !

Harus Berani ! Mungkin kata itu yang mesti kita ucapkan tatkala menghadapi pilihan diantara dua kemungkinan dengan resikonya masing-masing. Betapa sering kita berhadapan dengan dua kondisi dimana salah satunya adalah yang terbaik diantara yang baik. Tentu saja adakalanya juga pilihan yang terbaik dari dua yang jelek (?). Inilah kehidupan dan inilah dunia kita. Allah telah gariskan untuk kita menetapkan pilihan dan melangkah ke jalan yang ia ridhoi. Suatu saat akan kita dapati hikmah dari setiap perkara yang kita telah mengambil keputusan terhadapnya.
Ya, bukan tidak ada alasan yang mendasari tulisan ana ini. Ketika jalan yang kita lalui terasa telah memasuki persimpangan maka tidak ada cara lain bagi kita kecuali memutuskan jalan yang mesti kita tempuh. Ini saja dulu ana tulis semoga sedikit menjadi pengobat rindu ana untuk menulis di blog kesayangan ini.
So, Harus Berani ! dan teruskan langkah mu sambil ucapkanlah Laa Haula wa La Quwwata Illa bil Laah...

baca lanjutannya..

05 Februari, 2009

Do'a Istikharah

Ini do'a setelah sholat istikharah...
dicopas dari salah satu blog


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ


“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku atau -Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: …di dunia atau akhirat- sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.”

baca lanjutannya..

03 Februari, 2009

Bimbang...

Suatu hari aku berada dalam kebimbangan.
Akankah kuungkapkan gejolak jiwa yang menguras perbendaharaan
Tak kuasa diri ini menahan deru deram dalam dada
Sejenak ku terpaku tanpa kata-kata
Aku bimbang harus menentukan
akankah kuungkap semua keraguan
ataukah kusembunyikan agar tak seorang pun mencatatnya dalam sejarah peradaban
Ya Allah, aku lemah
tak kuasa aku menyampaikannya kecuali kepada-Mu jua.
tak kutahu makna dari semua ini wahai Rabb.
ku mencari dan mencari sampai akhirnya aku yakin
bahwa engkaulah pemutus semua kebimbangan ini.
Rabb, ajari aku menjadi hamba-Mu yang sejati.

Ana coba rangkai beberapa tulisan pada sore ini. Moga jadi pelipur bagi jiwa ana yang sedang dalam ketidak menentuan dalam mengambil keputusan...

baca lanjutannya..

02 Februari, 2009

Hafalan Qur'an

Astaghfirullah.... moga Allah memudahkan hati ini untuk menghafalkan Ayat-ayatnya... Mesti Azzam yang kuat kayaknya nih...
Allahu Akbar !!!

baca lanjutannya..

28 Januari, 2009

Mimpi pengingat


Ana terbangun pagi tadi pukul 05.01 Wib. Bangun tidur, masih terdengar murattal Al Qur'an dari Syaikh Mushari Rasyid. Ana lupa tadi malam untuk mematikan komputer karena langsung ketiduran. Bangun tidur kali ini, ana coba ingat lagi tentang mimpi yang terjadi beberapa saat yang lalu. Hm, aneh juga. Tapi, Subhanallah semoga dapat diambil hikmahnya. Mimpi ini memang rada aneh sih. Dalam mimpi ini ada hikmah yang cukup berharga yang bisa ana petik. Yap, kisah selengkapnya begini :
Pada hari yang cerah (he.. he.. kayak cerita anak-anak), ana dan dua orang kawan berangkat kesebuah daerah pegunungan. Rencana kami memang khusus mengadakan perjalanan wisata untuk menghilangkan kepenatan hari-hari yang telah dilalui. Daerah tersebut memang cukup tinggi dengan berbagai pemandangan yang mengagumkan. Di sebelah lembah terlihat perkampungan penduduk. Nah, saat asyik dengan berbagai pemandangan yang mengasyikkan tersebut, kami dikejutkan oleh hujan batu-batu meteor dari angkasa. Ana melihat dengan jelas batu-batu tersebut meluncur kearah bumi dan menghantam beberapa daerah. Saat itu ana dan kawan-kawan menjadi takut beberapa lama batu itu menghantam daerah lembah tersebut dengan dentuman-dentuman yang keras. Beberapa saat berikutnya jatuhan batu itu berhenti dan lengit masih terlihat cerah.
Dalam pikiran ana saat itu kemungkinan batu tersebut juga akan menghantam daerah tempat kami berada. Tidak berapa lama berselang, apa yang ana khawtirkan tadi ternyata menjadi kenyataan. Tampak puluhan batu-batu besar mulai menuju kearah kami. Ana yang saat itu berdiri didekat sebatang pohon mulai menghindarkan diri dari batu-batu yang berjatuhan kian kemari. Sedapat mungkin ana coba untuk menghindar karena batu tersebut benar-benar terlihat dengan jelas. Demikian juga teman-teman yang lain. Semua pada sibuk untuk menghindarkan diri dari kejaran batu-batu tersebut. Akhirnya ana dapatkan sebuah tempat persembunyian dibawah lorong bukit tempat kami berdiam. Perkiraan ana, kalaupun batu tersebut nanti menghantam, maka pastilah ia akan tertahan oleh tanah-tanah keras diatas lorong tersebut. Sementara ana berada didalam lindungan tanah bebukitan tersebut, ana perhatikan tanah-tanah didekat tempat persembunyian tersebut menjadi bulan-bulanan batu-batu meteor. Yang terpenting bagi ana saat itu adalah menyelamatkan diri dari gempuran bebatuan yang silih berganti datang dari atas langit.
Selang beberapa saat berlalu, batu itu berhenti jatuh dan suasana menjadi hening seperti semula. Ana lihat kawan-kawan juga tak mengalami masalah yang berarti. Tak ada yang luka ataupun terhimpit terkena bebatuan. Kami memutuskan untuk turun dari bukit dan pulang. Sebelum kami turun, tiba-tiba ada seorang bapak yang datang dari arah lembah sambil membawa mikrophon kemudian mewawancarai kami. Ana tiba-tiba menjadi juru bicara dari rekan-rekan yang lain. Entah mengapa ana yang dia pilih menjadi juru bicara untuk diwawancarai. Setelah berbasa-basi beberapa saat, kemudian wawancara dimulai. Pertanyaan beliau adalah kenapa kami berada dibukit tersebut. Padahal dilembah sana, para penduduk sudah berhamburan dan tak tahu arah tujuan, berlari kian kemari lantaran hujan batu tadi. Beliau menanyakan kenapa kami lari ke bukit. Apakah untuk menyelamatkan diri sendiri ? tak mau bergabung dengan yang lain ? Wah, pertanyaan bapak ini tiba-tiba saja menyerang dan menuduh secara serampangan. Ana jelaskan bahwa kami ke bukit untuk mengadakan wisata. Bukan untuk lari dari hujan batu tadi. Hujan batu tersebut datang secara tiba-tiba dan kami tidak tahu menahu. Beliau belum yakin. Kemudian melanjutkan komentarnya berupa kesalutannya terhadap kami karena bisa selamat tanpa ada kekurangan apapun. Beliau menanyakan trik ana kenapa bisa selamat ditengah kepungan hujan batu yang dahsyat. Ana jelaskan bahwa tadi ana berlindung dibawah lorong bukit di depan. Ana mencari perlindungan disana. Nah, disinilah pernyataan beliau yang cukup menyentakkan kepada saya. Beliau menanyakan kenapa ana berlindung dibalik tanah tersebut tanpa meminta perlindungan kepada Allah. Beliau tanyakan kenapa tidak minta perlindungan kepada Allah. Dia kemudian menanyakan apakah tanah keras dilorong bukit tersebut dapat menyelamatkan dari Azab Allah ? Ana menjadi tersentak dengan pertanyaan tersebut. Tadi waktu terjadinya hujan batu , ana tak sempat untuk berpikir dan berzikir mengingat Allah. Yang ada pada saat itu hanyalah bagaimana cara menyelamatkan diri dari hantaman batu-batu angkasa. Dan berpikir bahwa tempat yang didapat saat itu bisa menyelamatkan diri ana. Astaghfirullahal'adzim....
Beberapa pertanyaan lain yang dilemparkan juga cukup menohok ana sendiri, yakni ketika ditanyakan kenapa hujan batu itu datang ? ana jawab bisa jadi karena maksiat-maksiat yang dilakukan oleh warga disekitar lembah tersebut. Karena maksiat tersebut maka Allah datangkan musibah agar mereka kembali ingat kepada Allah. Tanpa terasa kalimat ini juga membalik kearah ana sendiri. Tentu kalimat itu juga harus diarahkan kepada ana sendiri. Kenapa Batu-batu itu juga mengarah kepada kami ? jawabannya tentu juga karena adanya maksiat-maksiat yang ana lakukan sehingga Allah ingin mengingatkan ana agar kembali kepada-Nya. Astaghfirullahal'adzim...
Saat bangun dari tidur, ana mereview lagi sebentar tentang mimpi tersebut. Ah, memang benar jikalau ada berbagai musibah dan cobaan datang, tentunya tidak luput dari maksiat-maksiat yang dilakukan. Ini mungkin sebagai sebuah pengingat bagi ana agar kembali mendekatkan diri kepada-Nya. Malam tadi sebelum tidur, ana memang sempat kurang enak kepada seorang ikhwah lantaran ana bosan diajak untuk ikut sebuah bisnis. Ana sudah katakan ana tidak bisa ikut, tapi tetap saja beliau keras kepala sehingga ada sedikit goresan dihati ana kala itu. Astaghfirullah.. maaf kan ya Akh...
Selain masalah tadi malam, ada segudang maksiat tentunya yang mengiringi hari-hari ini. Dan ada banyak problem yang mau tak mau menjadi beban sehingga ana terkadang lupa untuk mengingat Allah dalam setiap desah napas kehidupan...
Alhamdulillah... Semoga mimpi tadi malam menjadi ibroh yang bermanfaat bagi ana... Amiin ya Allah ya Rabbal 'alamin

baca lanjutannya..

13 Januari, 2009

ada juga ya...




tadi iseng-iseng cari nama syariful ikhwan di google,eh tak tahunya ada juga orang yang namanya sama. ana kira di dunia ini hanya satu ini saja yang nama seperti itu. he.. he..
ok, selamat belajar buat 'nama' ana...
oh iya yang satu lagi adalah nama jalan sekaligus nama sekolah..

baca lanjutannya..

11 Januari, 2009

maksiat di depan layar monitor ....


Astaghfirullah.....
kalimat itu terkadang mengiringi laju browsing ana di internet. Betapa tidak, dunia maya ini adalah dunia yang serba penuh dengan kejahatan yang tentu saja tidak jauh beda dengan kehidupan nyatanya. Sebagaimana di jalanan kita sering melihat (dengan sengaja ataupun tidak) seorang wanita yang berpakaian ala kadarnya, maka di dunia maya ini juga demikian. Browsing tak ubah seperti kita lagi berkendaraan (pakai shogun RR kepunyaan ana, he.. he..) kemudian di sepanjang perjalanan kita, kita menemukan berbagai macam type dan tingkah polah manusia. Terkadang kita berhenti dan memperhatikan orang lain tersebut untuk kemudian mengolahnya dalam benak kita ataupun kemudian kita acuh tak acuh dan melanjutkan perjalanan ke tempat yang lain. Berbagai web dan weblog mengatarkan kita keberbagai macam gambaran karakter-karakter manusia. Dalam mengunjungi rumah orang-orang tersebut kita disuguhkan dengan berbagai macam menu. Tak lupa menu-menu itu ditawarkan kepada kita sebagai tamu yang sudah lama dinantikannya...
Menyenangkan rasanya tatkala si empunya rumah adalah orang yang sopan dan mengerti akan tatakrama. Pelayanan dengan sopan dan santun diberikan untuk tamu kehormatannya. Menjaga marwah menjadi bagian dari dirinya. Tentunya ada banyak keberkahan dalam rumah mereka...
Sangatlah kontras pada beberapa rumah lain. Tatkala kita datang, suguhan menu spesial dengan berbagai macam kesenangan nafsu mereka tawarkan. Tak heran jika kemudian di halaman depannya dipajang foto para wanita-wanita ahli neraka. Telah menjadi tabiat manusia, bahwa untuk menyenangkan kaum adam maka akan disuguhkan berbagai daya tarik nafsu berupa wanita yang mempesona. Taklah salah tentunya tatkala Allah Yang Maha Pencipta memaklumkan di dalam kalam nya bahwa :

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS : Ali Imran :14)

Bagi para penikmat dan pengagum karya setan (bukan karya seni), menyenangkan sekali untuk mengunjungi rumah-rumah ( web/weblog ) yang dipenuhi berbagai fantasi dunia tadi. Namun, tentunya tidak bagi orang-orang yang takut pada Rabb-nya. Ia akan malu dan menyesal serta beristighfar tatkala dengan sengaja atau pun tidak memasuki rumah-rumah tersebut.
Ia beristighfar sekaligus khawatir akan dirinya, jikalau Allah swt memanggilnya sementara ia sedang bermaksiat di depan layar monitornya...
Na'udzubillahi min dzalik...
Astaghfirullah....

baca lanjutannya..

22 Desember, 2008

Mukhoyyam lagi nih ...


Alhamdulillah pada periode ini ana dapat kembali mengikuti mukhoyyam tarbawi. Ajang pelatihan bagi para kader agar senantiasa bersiap siaga di medan jihad. Saat-saat pelatihan ini senantiasa ana tunggu. Yah, momen yang menyenangkan. Setiap kali ana mengikuti mukhoyyam, ada kerinduan akan terjun ke medan tempur yang sebenarnya. Tentunya di medan tempur yang sebenarnya lebih menjanjikan kesyahidan... Subhanallah semoga Allah mengabulkan.
Ada-ada saja cerita seru yang ana dapatkan dan ukir di setiap sesi mukhayyam. Alhamdulillah. Dulu, walaupun tidak sempat ana ceritakan kelanjutannya, ada kisah lucu tentang salah satu kelompok mukhoyyam yang menjahili kambing penduduk pada akhirnya komandan menghukumnya dengan dijemur diatas panas terik. Mukhoyyam berikutnya ada cerita tentang kelompok "bujang" yang fenomenal dengan lagunya "tolak-tolak bujangan sekarang juga". Tak ketinggalan juga dengan kehilangan sepatu, periuk, sambal dan berbagai macam atribut lain lantaran tidak jeli dalam hirosah malam.
Pada Mukhoyyam kali ini ana pertama kali cukup terkesan juga dengan perilaku seekor kambing yang mampu memanjat batu ukuran raksasa (kurang lebih tingginya 4 meter) dengan santainya. Subhanallah. Mungkin kambing itu tidak peduli dengan kami yang sedang serius mendengarkan penjelasan dari salah seorang anggota kopaska tentang pbb, namun perilakunya cukup membuat sebagian ikhwah yang melihatnya menjadi terkagum-kagum.
peristiwa yang cukup mengesankan juga adalah kelompok kecil kami yang berperang di tepi air. Tak berlebihan jika ana namakan saat itu "pasukan katak". Dalam penyerangan ke benteng lawan, kami memilih jalan di aliran air. Dan langsung menuju ke arah benteng. Saat pertempuran tidak seimbang, kami lari ke dalam air dan menggunakan strategi peperangan air... mungkin karena ana sudah terbiasa di medan yang beraliran air deras daripada lawan, maka mereka akhirnya mengalah dan memilih mengundurkan diri. Sekelumit kisah peperangan air ini cukup sederhana , namun bagi ana amatlah penting dalam melatih ketangkasan setiap prajurit yang terjun di medan perang. Setiap prajurit sebaiknya menguasai berbagai medan perang. Darat, air,ataupun udara. Sehingga nantinya jundullah bisa menaklukkan dan mengalahkan lawan karena mereka mahir disegala medan tempur. Ah, rasanya naluri perjuangan perang-perangan yang dulu terbiasa ana lakukan bersama teman-teman di waktu kecil di kampung, sedang bangkit kembali. Diwaktu ana kecil dulu sudah terbiasa di lingkungan anak-anak yang suka berpetualang dan akrab dengan alam yang menantang... sehingga di mukhoyyam ini ana sangat suka medan tempur yang berat-berat seperti di air tadi.
Pada malam terakhir tenda kami di guyur hujan dengan lebat nya, alhasil kami tidur kedinginan. Ana pada akhirnya juga tidur hanya diatas tanah, karena tak kebagian alas tidur. Saat bangun ditengah malam, terasa celana ana basah karena rembesan air di tanah. Alhamdulillah waktu itu ana dapatkan kertas pembungkus nasi agar celana tak lebih basah lagi. Kemudian tidur lagi dalam dingin nya malam .... Sebuah catatan lagi tentunya agar dalam setiap pertempuran agar senantiasa siap dengan segala perbekalan dan amunisinya. Ana ingat pada awal mukhoyyam, anggota kelompok ana dihukum dengan 5 kali push up lantaran ana dan satu orang ikhwah, mukhoyyam dengan membawa sandal jepit... he.. he... afwan ya Akh...

baca lanjutannya..

18 November, 2008

Hapuslah sejarah kelam itu

ImageChef.com - Custom comment codes for MySpace, Hi5, Friendster and more Ada banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Ia silih berganti, datang dan pergi. Tak terasa terkadang kita sudah berada di ujung dari sebuah kejadian padahal baru beberapa menit yang lalu rasanya acara tersebut dimulai. Dapatlah kita mengerti kenapa Allah swt katakan tentang keadaan manusia ketika telah berada di padang mahsyar,
"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia), melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari". (QS An Naazi'aat ayat 46).
Inilah kehidupan di dunia. Tak ada yang abadi disini. Allah swt telah tetapkan untuk kehidupan manusia itu batas-batas waktunya masing-masing.
Dengan melihat kondisi itu, maka tidak lah patut bagi kita untuk terus terperosok kedalam jurang kehancuran hanya lantaran kita pernah gagal. Sebahagian orang menyangka bahwa karena ia sering gagal, maka ia menghinakan dirinya dalam keterpurukan dan menyangka bahwa selama hidupnya, ia tak akan pernah lepas dari yang namanya gagal. Jangan demikian !. Sesungguhnya Allah swt telah menentukan bagi kita pergantian dari setiap sesuatu. Mungkin hari ini kita gagal dan terperosok dalam kehancuran. Tapi ingatlah, selama mata kita masih bisa melihat, tangan masih bisa bergerak dan napas masih terus bisa difungsikan, insya Allah swt peluang untuk berhasil itu senantiasa ada !.
Mari kita tuliskan kenangan-kenangan pahit kita diatas pasir agar nantinya ia hilang ditelan oleh hempasan ombak. Biarkan ia terhapus bersamaan dengan berlalunya ombak kembali kehamparan lautan yang luas. Tak lah guna ia diingat karena masa depan yang gemilang tlah menanti.... Insya Allah swt.

baca lanjutannya..

14 November, 2008

Kegundahanku


Ah, inilah kehidupan dunia. Kita tahu bahwa ia fana tapi kita terus mengejarnya. Sejauh mata memandang terhampar pesona yang menawan. Dunia telah bersolek dengan cantik dan indah. Disana sini ada keindahan. Tak salah ketika digambarkan bahwa dunia ini ibarat seorang nenek tua yang mempesona, cantik dan menawan dengan gaunnya yang bertabur mutiara indah. Setiap yang melihat kearahnya pasti lah terpikat dan berusaha mendekat dengan sepenuh gelora cintanya. Entah apa yang ada dalam fikiran kita hari ini tatkala pesona dunia itu mulai menggerogoti. Sebagian saudara kita bahkan dengan terang-terangan menceritakan tentang manisnya pesona yang ditawarkannya. Keindahan masa tua, pakaian yang mahal, mobil yang mengkilap, rumah yang mewah, makanan yang enak, tanpa kerja uang mengalir kekantong, dan sederet pesona lain yang dihamparkan di depan mata....
Ana sesungguhnya bingung dengan cerita-cerita tentang hal itu, tak sedikit pun tergambar bagi ana akan enaknya apa yang diceritakan tersebut. Entah karena cerita itu kurang bagus digambarkan atau karena diri ana yang tidak terbiasa menginginkan hal-hal yang menyenangkan menurut orang kebanyakan seperti itu. Yah, dasar ana mungkin orang biasa. Tak pernah memikirkan keenakan yang demikian menyenangkan (menurut mereka). Ana jadi bingung juga kenapa 'belum' tertarik dengan hal semacam itu. Terkadang ana sendiri berbicara dalam hati "ah dunia, engkau telah ku talak tiga", perkataan Imam Ali ra. Semoga perkataan ini senantiasa hadir dalam diri ana. Dunia ini (semoga Allah SWT menjaga diri ana dari sifat Wahn) rasanya hanyalah mengulang-ulang apa yang telah kita alami saja (sebagaimana yang disampaikan ustadz kepada ana). Ya, mengulang-ulang apa yang telah pernah kita alami. Kita pernah makan enak, maka di lain waktu kita makan di hotel mewah dan kita merasakan enak juga. Kita merasakan hal itu berbeda dengan enak yang telah kita rasakan sebelumnya. Padahal bila kita lihat kondisi yang terjadi, intinya hanyalah enaknya makan. Yang dulu enak dan sekarangpun enak. Hanya pengulangan dari proses makan enak. Itu saja.
Masalah memiliki mobil juga demikian. Di waktu kecil kita sangat bahagia memiliki sebuah sepeda mini yang diberikan orang tua. Saat dewasa ini kita membeli mobil yang bagus sehingga kita dapat pergi ketempat kerja dengan nyaman. inti sebenarnya tetaplah pada kendaraan. Kalau dulu kendaraan yang kita pakai ke sekolah adalah sepeda mini yang diberikan orang tua, sekarang kita memiliki mobil sendiri yang kita gunakan ketempat kerja. Masalah kebutuhan terhadap kendaraan saja.
Ya Allah, ternyata dunia ini hanya menawarkan keindahan semu seperti itu. Jangan biarkan hamba lalai dalam mengingati-Mu lantaran keindahan semu tersebut. Jadikan jiwa ini dipenuhi makrifat kepada-Mu hingga ajal datang menemui. Masukkan hamba ke syurga-Mu beserta keluraga dan keturunan hamba. Jadikan kami orang-orang yang taat kepada-Mu.
Rabb, letakkan dunia ditangan kami jangan dihati kami ya Allah....
Amiin ya rabbal 'alamin...

baca lanjutannya..

08 November, 2008

Ipool


ImageChef.com Flower Text

baca lanjutannya..

nampang dulu ah ...

Ini foto diambil waktu baralek da doni afrizal. Sehabis dari situ kami melanjutkan perjalanan ke lokasi-lokasi gempa di Bukittinggi dan Payakumbuh. Tadi uji-uji tool yang disediakan untuk modifikasi gambar. Alhamdulillah hasilnya cukup lumayan... he...

baca lanjutannya..

09 Agustus, 2008

Mada.....

Dalam ruangan 3,5 x 4 meter ini, ditemani oleh komputer-komputer server dan switch hub yang menderu bergemuruh, ana coba mengingat kembali kepingan-kepingan kehidupan yang pernah dilalui dalam masa yang lalu. Ana berharap akan mendapatkan sebuah ide untuk ditulis disini. Ide yang nantinya juga berguna dalam menapaki hari-hari. Alhamdulillah, ide itu ternyata muncul juga. Ana teringat salah seorang teman di kampung dulu. Sebenarnya beliau masih berada di bawah ana ditinjau dari segi usia. Dan jika dibilang teman, juga kurang tepat karena beliau lebih sering berinteraksi dengan abang dibanding dengan ana sendiri. Perilakunya yang sangat keras kepala menginspirasi ana untuk menuliskannya disini. Untuk itu ana beri judul goresan kali ini dengan judul "mada".
Dalam kesehariannya orang-orang di kampung ana menggunakan kata "mada" sebagai sebuah konotasi negatif. Mada berarti keras kepala dan susah diatur. Hal ini bahkan bisa berarti sebagai sebuah kebodohan dan tidak mau tahu. Seorang anak dikatakan mada jika di sekolahnya mendapatkan nilai jelek dan rangking yang jauh dari juara. Sesorang juga dikatakan mada apabila setelah diajari beberapa kali namun masih belum juga paham dengan apa yang telah disampaikan kepadanya. Ada seseorang yang mengatakan kepada ana bahwa Gajah Mada yang menjadi orang kepercayaan Raja Hayam Wuruk di zaman Majapahit dulu adalah orang Minangkabau. Ia dikatakan mada oleh orang Minangkabau, namun diterima di tanah jawa. Tentang kebenaran cerita ini, wallahu a'lam.
Nah, dalam goresan kali ini ana teringat tentang perilaku teman tadi. Suatu kali ana, abang dan teman tersebut tidur di pondok yang berada ditengah kandang ayam abang. Waktu itu ana sudah SMA. Abang seringkali berkelakar dengan teman tersebut dan sesekali ana lihat beliau memukul teman tadi. Pukulan yang dilakukan sebenarnya ana nilai terkadang cukup kasar dan telak. Namun anehnya teman tersebut seakan tidak merasakan bahwa pukulan itu ada. Mereka terus saja bercanda dan berbicara dengan santai. Kelakar yang pada awalnya hanya menggunakan tangan berlanjut dengan menggunakan kaki. Dan tiap kali tendangan abang mengenai dengan telak ke tubuh teman tersebut, sekali lagi beliau seakan tidak merasakannya. Bahkan dengan santainya dia tetap tertawa-tawa. Aneh, ana kira perilaku mereka memang aneh. Ana melihat abang juga terkadang sudah sangat sewot dan geram melihat candaan dari teman tersebut. Dan lagi-lagi pukulan dan tendangan abang mendarat ditubuh teman itu. Tiap kali ditendang dan dipukul, hanya tawa yang keluar dari mulutnya dan candaan ala preman kembali mengalir dari mulutnya. Ana hanya melihat dan mendengar dari sebelah mereka. Walaupun tak ada jarak ana dengan abang karena kami hanya tidur ditikar pandan, namun ana tidak mencampuri urusan mereka berdua. Dan pada akhirnya ana tertidur sendiri setelah lelah memperhatikan mereka berkelakar....
Dari pengalaman kecil tersebut, tergores dalam benak ana akan arti sebut kata mada. Mungkin teman tersebut adalah orang yang dikatakan mada oleh kawan-kawan yang lain. Beliau memang kurang mengenyam pendidikan dan kesehariannya lebih sering berinteraksi dengan para pelaut dan buruh di tepi pantai. Pola bicaranya juga cukup kasar dan terkadang kurang bersahabat. Namun, ada hikmah yang bisa ana ambil disana. Ketika kita berbicara tentang mada dalam hal yang positif, ini adalah sebuah kebaikan yang besar. Mada dalam menyampaikan kebaikan, mada dalam berdakwah, mada dalam menuntut ilmu ataupun mada dalam mencari link bagi yang sedang tertarik dengan bisnis MLM. Tentunya mada ini akan menjadi kata yang berkonotasi positif. Teman yang digambarkan dalam pengalaman ana tadi dengan senang hati menerima segala perlakuan negatif terhadapnya. Tidak sedikitpun merasa tersinggung dengan kata-kata kasar dan perlakuan kasar terhadapnya. Alangkah baiknya jikalau ketika kita memiliki cita-cita yang positif dan menguatkan azzam untuknya maka sudah di plot dalam otak kita untuk bersikap mada dalam mencapainya.....

baca lanjutannya..

Cita-cita dan harapan atau keinginan

Setelah ana membaca sebuah tulisan penggugah semangat, terpikirkan kembali untuk melanjutkan mimpi-mimpi dalam perbaikan bagi generasi muda di Pasbar. Mimpi itu adalah mengembalikan tanah-tanah anak negeri kembali kepada mereka. Menjadi hak milik mereka, mengolahnya dan menjual hasil buminya untuk kepentingan generasi mudanya yang lebih baik. Seketika ana menyampaikan mimpi tersebut, salah seorang ikhwah menanyakan apakah mimpi itu adalah cita-cita atau keinginan. Dengan rada kebingungan ana sampaikan itu keinginan ana. "Kalau masih berupa keinginan, berarti belum kuat", sambung beliau. Hm, ana jadi bingung apa memang demikian ya... Baiklah ini akan jadi sebuah cita-cita. Ya, cita-cita dalam menjadikan negeri tempat kelahiran itu menyeruakkan benih-benih kebaikan dan cahaya yang terang diantara kegelapan dan gulitanya kehidupan.
Ya Rabb, kepada-Mu jua cita-cita ini dipohonkan.

baca lanjutannya..

17 Mei, 2008

Jasa Ibu

Mungkin agak telat ana menulis tentang ibu, kalau standar hari ibu yang dipakai adalah minggu kedua bulan Mei kemarin. Sesuai yang disampaikan pada ensiklopedia wikipedia bahwa hari ibu yang banyak dianut oleh negara besar didunia adalah minggu kedua mei. Tapi untuk Indonesia, sepertinya belum mulai. Indonesia memperingati hari ibu pada tanggal 22 desember. Berarti ada sekitar 7 bulan lagi. Yeah, tak apa lah menulis tentang ibu. Inspirasi ini datang tatkala membaca edisi 104 majalah Al-Iman. Pada edisi tersebut diceritakan betapa beratnya perjuangan seorang ibu dalam menjadikan anak-anaknya orang-orang yang besar. Subhanallah.
Membaca Perjuangan mereka, rasanya teringat Umak. Betapa beliau juga telah mengajarkan kepada kami berbagai hal tentang hidup ini. Jika dibayangkan tentang perjuangan hidup beliau, tentunya ana juga akan menjadi orang yang sangat kerdil dihadapan beliau. Ada satu hal yang menjdi beliau istimewa dan mungkin tidak dimiliki oleh kebanyakan ibu-ibu lain. Keberanian beliau dalam menangani proses kelahiran adik-adik ana. Tidak kurang 3 orang adik ana, beliau lahirkan tanpa kehadiran bidan atau orang lain. Beliau melakukannya sendiri. Ana tak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Setahu ana, proses melahirkan itu adalah proses hidup atau matinya seorang ibu lantaran sakit yang tak tertahankan dalam melahirkan. Tapi...... beliau berjuang sendiri. Pernah satu kali saat melahirkan adik ana yang terakhir, saat itu tak ada juga bidan yang membantu proses kelahirannya. Yang ada saat itu adalah ana. Itupun datang saat ibu sudah melahirkan adik tersebut. Saat itu adik belum lepas tali pusarnya dari ibu. Ana diminta untuk memotong tali pusar tersebut dengan gunting. Setelah ana potong, ibu kemudian mengikatnya dan melilitkan kain ke adik. Adik kemudian diserahkan ke ana lagi dan beliau meminta ana untuk mengazankan. Ya Allah, kalau ingat kejadian ini ana sangat khawatir dengan beliau.

baca lanjutannya..