28 Januari, 2009

Mimpi pengingat


Ana terbangun pagi tadi pukul 05.01 Wib. Bangun tidur, masih terdengar murattal Al Qur'an dari Syaikh Mushari Rasyid. Ana lupa tadi malam untuk mematikan komputer karena langsung ketiduran. Bangun tidur kali ini, ana coba ingat lagi tentang mimpi yang terjadi beberapa saat yang lalu. Hm, aneh juga. Tapi, Subhanallah semoga dapat diambil hikmahnya. Mimpi ini memang rada aneh sih. Dalam mimpi ini ada hikmah yang cukup berharga yang bisa ana petik. Yap, kisah selengkapnya begini :
Pada hari yang cerah (he.. he.. kayak cerita anak-anak), ana dan dua orang kawan berangkat kesebuah daerah pegunungan. Rencana kami memang khusus mengadakan perjalanan wisata untuk menghilangkan kepenatan hari-hari yang telah dilalui. Daerah tersebut memang cukup tinggi dengan berbagai pemandangan yang mengagumkan. Di sebelah lembah terlihat perkampungan penduduk. Nah, saat asyik dengan berbagai pemandangan yang mengasyikkan tersebut, kami dikejutkan oleh hujan batu-batu meteor dari angkasa. Ana melihat dengan jelas batu-batu tersebut meluncur kearah bumi dan menghantam beberapa daerah. Saat itu ana dan kawan-kawan menjadi takut beberapa lama batu itu menghantam daerah lembah tersebut dengan dentuman-dentuman yang keras. Beberapa saat berikutnya jatuhan batu itu berhenti dan lengit masih terlihat cerah.
Dalam pikiran ana saat itu kemungkinan batu tersebut juga akan menghantam daerah tempat kami berada. Tidak berapa lama berselang, apa yang ana khawtirkan tadi ternyata menjadi kenyataan. Tampak puluhan batu-batu besar mulai menuju kearah kami. Ana yang saat itu berdiri didekat sebatang pohon mulai menghindarkan diri dari batu-batu yang berjatuhan kian kemari. Sedapat mungkin ana coba untuk menghindar karena batu tersebut benar-benar terlihat dengan jelas. Demikian juga teman-teman yang lain. Semua pada sibuk untuk menghindarkan diri dari kejaran batu-batu tersebut. Akhirnya ana dapatkan sebuah tempat persembunyian dibawah lorong bukit tempat kami berdiam. Perkiraan ana, kalaupun batu tersebut nanti menghantam, maka pastilah ia akan tertahan oleh tanah-tanah keras diatas lorong tersebut. Sementara ana berada didalam lindungan tanah bebukitan tersebut, ana perhatikan tanah-tanah didekat tempat persembunyian tersebut menjadi bulan-bulanan batu-batu meteor. Yang terpenting bagi ana saat itu adalah menyelamatkan diri dari gempuran bebatuan yang silih berganti datang dari atas langit.
Selang beberapa saat berlalu, batu itu berhenti jatuh dan suasana menjadi hening seperti semula. Ana lihat kawan-kawan juga tak mengalami masalah yang berarti. Tak ada yang luka ataupun terhimpit terkena bebatuan. Kami memutuskan untuk turun dari bukit dan pulang. Sebelum kami turun, tiba-tiba ada seorang bapak yang datang dari arah lembah sambil membawa mikrophon kemudian mewawancarai kami. Ana tiba-tiba menjadi juru bicara dari rekan-rekan yang lain. Entah mengapa ana yang dia pilih menjadi juru bicara untuk diwawancarai. Setelah berbasa-basi beberapa saat, kemudian wawancara dimulai. Pertanyaan beliau adalah kenapa kami berada dibukit tersebut. Padahal dilembah sana, para penduduk sudah berhamburan dan tak tahu arah tujuan, berlari kian kemari lantaran hujan batu tadi. Beliau menanyakan kenapa kami lari ke bukit. Apakah untuk menyelamatkan diri sendiri ? tak mau bergabung dengan yang lain ? Wah, pertanyaan bapak ini tiba-tiba saja menyerang dan menuduh secara serampangan. Ana jelaskan bahwa kami ke bukit untuk mengadakan wisata. Bukan untuk lari dari hujan batu tadi. Hujan batu tersebut datang secara tiba-tiba dan kami tidak tahu menahu. Beliau belum yakin. Kemudian melanjutkan komentarnya berupa kesalutannya terhadap kami karena bisa selamat tanpa ada kekurangan apapun. Beliau menanyakan trik ana kenapa bisa selamat ditengah kepungan hujan batu yang dahsyat. Ana jelaskan bahwa tadi ana berlindung dibawah lorong bukit di depan. Ana mencari perlindungan disana. Nah, disinilah pernyataan beliau yang cukup menyentakkan kepada saya. Beliau menanyakan kenapa ana berlindung dibalik tanah tersebut tanpa meminta perlindungan kepada Allah. Beliau tanyakan kenapa tidak minta perlindungan kepada Allah. Dia kemudian menanyakan apakah tanah keras dilorong bukit tersebut dapat menyelamatkan dari Azab Allah ? Ana menjadi tersentak dengan pertanyaan tersebut. Tadi waktu terjadinya hujan batu , ana tak sempat untuk berpikir dan berzikir mengingat Allah. Yang ada pada saat itu hanyalah bagaimana cara menyelamatkan diri dari hantaman batu-batu angkasa. Dan berpikir bahwa tempat yang didapat saat itu bisa menyelamatkan diri ana. Astaghfirullahal'adzim....
Beberapa pertanyaan lain yang dilemparkan juga cukup menohok ana sendiri, yakni ketika ditanyakan kenapa hujan batu itu datang ? ana jawab bisa jadi karena maksiat-maksiat yang dilakukan oleh warga disekitar lembah tersebut. Karena maksiat tersebut maka Allah datangkan musibah agar mereka kembali ingat kepada Allah. Tanpa terasa kalimat ini juga membalik kearah ana sendiri. Tentu kalimat itu juga harus diarahkan kepada ana sendiri. Kenapa Batu-batu itu juga mengarah kepada kami ? jawabannya tentu juga karena adanya maksiat-maksiat yang ana lakukan sehingga Allah ingin mengingatkan ana agar kembali kepada-Nya. Astaghfirullahal'adzim...
Saat bangun dari tidur, ana mereview lagi sebentar tentang mimpi tersebut. Ah, memang benar jikalau ada berbagai musibah dan cobaan datang, tentunya tidak luput dari maksiat-maksiat yang dilakukan. Ini mungkin sebagai sebuah pengingat bagi ana agar kembali mendekatkan diri kepada-Nya. Malam tadi sebelum tidur, ana memang sempat kurang enak kepada seorang ikhwah lantaran ana bosan diajak untuk ikut sebuah bisnis. Ana sudah katakan ana tidak bisa ikut, tapi tetap saja beliau keras kepala sehingga ada sedikit goresan dihati ana kala itu. Astaghfirullah.. maaf kan ya Akh...
Selain masalah tadi malam, ada segudang maksiat tentunya yang mengiringi hari-hari ini. Dan ada banyak problem yang mau tak mau menjadi beban sehingga ana terkadang lupa untuk mengingat Allah dalam setiap desah napas kehidupan...
Alhamdulillah... Semoga mimpi tadi malam menjadi ibroh yang bermanfaat bagi ana... Amiin ya Allah ya Rabbal 'alamin

Tidak ada komentar: