21 Maret, 2010

Pengamen yang pintar


Sewaktu pulkam pada tanggal 14 Maret 2010 kemarin ana duduk sebangku dengan seorang bapak. Searah dengan ana tapi tidak pada kampung yang sama. Berjarak sekitar 30-40 an kilometer lagi. Saat kami duduk, datang sorang pengamen kedalam bus yang kami tumpangi. Mulai lah sang pengamen menyampaikan preambule nya tentang apa yang akan ia lakukan dan siapa dia. Awalnya ana kurang suka melihat sang pengamen masuk lantaran selama ini seringkali pengamen di bus memaksa kami sebagai penumpang untuk memberikan uang. Dengan memaksa dan terkadang marah dan menyumpahi penumpang yang tidur ataupun pura-pura tidur. Hm.. aneh memang.
Pengemis yang masuk ke dalam bus tadi mulai memetik gitarnya dan pertama kali menyanyikan lagu ayah nya ebiet g Ade. Hm, lumayan bagus. Ana berdo'a mudah-mudahan nantinya dia tidak melagukan lagu-lagu roman picisan yang juga terkadang kurang ajar di bus ini. Amiin. Sepintas lalu kalau ana lihat tampang sang pengamen ini memang cukup berbeda dengan yang lain. Lagu berikutnya beralih ke lagu iwan fals (kalau ana nggak salah ) dan lagunya juga cukup bagus. Lagu berikutnya dan stelahnya ternyata juga bagus. alhamdulillah... Setelah nyanyi tersebut ia rasa cukup, maka khatimah dari apa yang ia lakukan mulai disampaikan. Dari balik saku, ia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil yang biasa digunakan pengamen dan mulai menyodorkan kepada para penumpang. Satu persatu penumpang mulai mengisi kacio tersebut dengan nilai beragam. Ana melihat ia mendapat uang yang cukup banyak (semoga memang demikian). Ana juga lihat bapak yang duduk disamping ana memberikan uang kertas yang paling tidak nilainya sekitar 1000 an rupiah. Ana juga merogoh kocek. Yah, semga Allah memberikan kelapangan rezeki kepadanya dan kepada kami.
Ketika sang pengamen sudah berlalu, bapak yang berada disamping ana berkomentar, " kalau seorang pengamen mampu menarik hati penumpang, tentunya ia akan mendapatkan rezeki yang banyak. ia mestinya mampu memberikan lagu yang sesuai dengan selera penumpang dan mereka akan dengan rela memberikan hartanya. Namun, sebagian pengamen terkadang tidak memberikan lagu yang sesuai untuk penumpang dan juga kadang memaksa sehingga uang yang diberikan menjadi tidak ikhlas ". Ana membenarkan komentar dari sang bapak. Dan memang menurut ana , apa yang baru saja berlaku adalah sesuai dengan apa yang ia sampaikan. Semoga para pengamen jalanan memahami hal yang demikian sehingga para penumpang nyaman dengan kehadiran para pengamen di busnya dan para pengamen mendapatkan harta yang diikhlaskan oleh pemiliknya. (walaupun ana sebenarnya berharap semoga mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dibanding pekerjaan tersebut)semoga.

2 komentar:

Abi Sahira mengatakan...

surang se da?

Abi Sahira mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.