27 Mei, 2008

Titian yang lurus tapi licin dan berduri

Ketika berinteraksi dengan dakwah, setiap orang akan mulai merasakan jenak-jenak ruhiyah yang mulai mengalir dalam dirinya. Lambungan nilai-nilai spiritual yang bisa dirasakan oleh jiwa yang merindu akan kedamaian. Sudah barang tentu keinginan yang timbul dalam jiwa saat itu adalah keinginan yang kuat untuk senantiasa mempertahankan aliran hawa segar ruhiyah tersebut tetap bertahan dalam dirinya. Ibaratnya seorang bayi yang kelaparan dan tiba-tiba ibunya merangkulnya dalam gendongan dan menyusuinya dengan penuh kasih dan cinta. Ruhiyah, sesuatu yang abstrak tapi ia menjadi penggerak jasad. Tanpa adanya ruhiyah maka akan dikatakan jasad seseorang itu sebagai mayat. Ruh yang kuat akan memancarkan nilai-nilai yang cemerlang. Setiap orang yang berinteraksi dengannya akan merasakan getaran jiwa yang hebat. Seakan-akan ruhiyah itu telah saling berkomunikasi dialam lain. Dan mereka saling mengetahui kondisinya masing-masing.
Akan halnya jiwa yang ringkih. Ruhiyah yang lemah, maka ia akan menarik jasad yang dibawanya dalam kelemahan juga. Tak berdaya menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi. Setiap jasadnya berhadapan dengan putaran kemaksiatan, seakan-akan ia sudah mulai merasakan keterseretan didalam arusnya.
Namun, sudah sunnatullah bahwa adakalanya ruhiyah itu naik dan kuat, adakalanya ia lemah dan menurun kualitasnya. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW didatangi oleh Hanzhalah Ra. Beliau menanyakan kepada Rasulullah SAW tentang permasalahan dirinya yang tiba-tiba berubah ketika telah berada dirumahnya. Ia seakan-akan lupa bahwa sebelum dirumah, ia telah menangis tersedu-sedu saat Rasulullah SAW menceritakan tentang sorga dan neraka. Ia larut dalam bercengkrama bersama keluarganya. Rasulullah SAW kemudian menyampaikan bahwa iman itu adakalanya naik dan adakalanya turun.
Menyikapi kondisi ruhiyah yang turun naik, maka sudah seharusnyalah kita senantiasa berdo'a kepada Allah SWT.... Yaa Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi ‘ala diinika. Agar kita juga senantiasa menjaga keistiqomahan dalam amal-amal baik yang kita lakukan. Istiqomah, sesuatu yang berat, yang membuat rambut Rasulullah SAW beruban. Diceritakan bahwa suatu ketika para sahabat menanyakan kepada Rasulullah SAW perihal uban Rasulullah SAW yang tumbuh. Beliau kemudian menjelaskan bahwa Rasulullah SAW beruban lantaran surat Huud dan saudara-saudaranya. Ayat tentang itu persisnya tatkala Allah SWT mengatakan tentang Istiqomah.
Dalam kondisi dunia yang semakin parah ini, marilah kita berdo'a kepada Allah SWT agar selamat dari fitnah dunia. Dan Allah swt kuatkan pijakan kaki kita dan istiqomah dalam meniti titian yang lurus, licin dan berduri. Dengan hati-hati tentunya sehingga selamat sampai di tujuan...

Tidak ada komentar: