Hidup di dunia ini memang kalau dipikir-pikir menjadi pelik. Untuk hidup kita diberi masalah. Masalah itu lah yang kemudian menjadikan kita tetap hidup. setiap masalah ada sumbernya dan setiap permasalahan pasti ada solusinya. filosofi hidup seperti ini kadangkala menjadi terlupakan oleh kita sehingga kepelikan hidup dirasa tak ada ujungnya. Alih-alih menyelesaikan masalah, malahan menambah permasalahan itu sendiri.
Tapi, inilah hidup diatas dunia yang fana dan sebentar. berbagai cobaan dan rintangan akan datang silih berganti sebagai ujian hidup. Haruslah dilalui dan diselesaikan dengan hati lapang dan penuh ridho. Pada hakikatnya, kalaulah bukan kita yang menyelesaikan rintangan dan halangan tersebut, halangan dan rintangan itu akan selesai dan berakhir juga. Yang akan menyelesaikannya adalah orang lain dan jika bukan orang lain, maka waktu akan mengakhirinya. Kenapa demikian? karena semua yang di dunia ini akan berakhir. setiap segala sesuatu telah Allah tetapkan waktu-waktunya. semuanya Allah berikan awal dan kemudian Allah tetapkan akhirnya.
Kita terkadang membawa besar masalah yang sebenarnya kecil dalam timbangan akhirat. Masalah pekerjaan atau studi. Barangkali ketika kita berhadapan dengan masalah tersebut, seringkali masalah itu sangat rumit untuk diselesaikan. Dan jikapun bisa diselesaikan memakan waktu yang sangat panjang. itu dalam pikiran kita. Padahal logika itu terkadang tidak sepenuhnya benar. Ketika kita berpikir dalam alur otak yang berada di ruang tengkorak kepala kita yang sempit, maka seakan-akan buntu saja jalan yang akan kita lalui. terbayang oleh kita dua saja jalan yang ada, rumit dan waktu yang lama. Namun, kalaulah kemudian kita berbagi dengan orang yang tepat dan kita bisa mendengarkan dengan hati yang lapang dan penerimaan yang baik, persoalan kita dianggapnya mudah saja diselesaikan.
Ada satu hubungan sebab akibat kemudian yang tanpa disadari oleh kita ketika kita terjebak dalam logika berpikir yang salah terhadap masalah kita. Hubungan itu adalah rusaknya fisik dikarenakan non fisik. Hubngan yang ganjil. Namun ini adalah realita yang terjadi. Ketika jiwa kita merasa sedih, suntuk, merasa banyak masalah, tidak bisa ini tak bisa itu, sulit, rumit dan lain sebagainya, tiba-tiba kemudian penyakit fisik silih berganti datang. sakit lambung, sakit kepala, susah tidur, badan lemas, tidak enak makan, pandangan kabur, dan lain-lain. Satu penyakit diobati, penyakit lain kemudian datang menggantikan. Penyakit pengganti diobati, datang lagi penyakit lainnya, begitu terus silih berganti.
Ternyata ada hubungan sebab akibat yang kuat antara kondisi jiwa dengan kondisi fisik manusia. para ahli kesehatan meneliti, ternyata ada reaksi kimiawi yang terjadi dalam tubuh ketika jiwa dalam kondisi baik atau kurang baik. Misalnya saja ketika seseorang berada dalam kondisi merasakan ada ancaman terhadap dirinya maka otak akan mengirimkan sinyal ke Amigdala dimana Amigdala ini akan mengaktifkan Hipotalamus. Hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat komando yang mengirimkan sinyal melalui saraf simpatik untuk merangsang kelenjar adrenal mengeluarkan hormon adrenalin ke aliran darah. Hormon ini berfungsi untuk menyiapkan tubuh bereaksi terhadap ancaman yang datang tadi dengan meningkatkan respon yang diistilah kan dengan respon "fight-or-flight". Hormon adrenalin sangat bermanfaat sehingga kita bisa terhindar dari bahaya yang datang.
Kondisi cemas dan stress sama halnya dengan merasa terancam, hormon adrenalin akan diproduksi sebagai respon alami tubuh. Apa akibatnya jika cemas dan stres berkepanjangan dan hormon adrenalin diproduksi berlebih? ilmu kesehatan menyampaikan bahwa adrenalin yang berlebih dalam tubuh akan menyebabkan pusing, sakit kepala, mudah marah, jantung berdebar, keringat berlebih, pandangan kabur dan beberapa efek lainnya. Hal inilah rupanya yang menjadi jembatan antara kondisi kejiwaan seseorang dengan penyakit fisik yang timbul.
Setelah kita mengetahui berbagai persoalan yang datang ketika hidup di dunia dan hubungan sebab akibat yang muncul antara penyakit jiwa dan fisik, maka elok lah kiranya kita kembali merenungi diri kita sendiri. Apakah patut kita menjerumuskan diri dan jiwa ke dalam persoalan dunia yang 'seakan-akan besar' dan terjebak di dalamnya seakan-akan tidak ada lagi jalan keluar? tentu jawab nya tidak. yakini lah bahwa semua persoalan di dunia ini kecil dan pasti akan berakhir. Dengan demikian tubuh kita akan meresponnya dengan cara positif sehingga keseimbangan hormon dan fungsi tubuh lainnya terjaga. Insya Allah kita akan menjadi sehat jiwa dan raga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar