07 Agustus, 2024

Berjanji untuk taat kepada Allah

Ketaatan kepada Allah adalah sebuah kewajiban yang sudah seharusnya dilakukan oleh manusia. Allah menciptakan manusia dalam rangka untuk tunduk taat beribadah kepada-Nya. Dalam surat Ad Dzariyat ayat 56 Allah menegaskan bahwa tidaklah Ia ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Beribadah dalam segala aspek yang dikandung didalamnya. Sudah barang tentu ibadah yang dimaksud adalah bentuk ketaatan manusia kepada penciptanya. Adapun definisi dari ibadah, maka segala aktifitas manusia bisa jadi akan bernilai ibadah. Rasulullah bersabda bahwa segala sesuatu yang dilakukan akan bernilai ibadah tatkala ia ditujukan untuk ketaatan kepada Allah. innamal a'malu binniyat. famankanat hijratuhu ilallahi warasulihi fahiratuhu ilallahi warasulihi. waman kanat hijrotuhu liddunya yusibuha awimraatin yankihuha fahijratuhu ila ma hajara ilaihi. sesungguhnya semua amal tergantung niatnya. barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang akan diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang dia hijrah kepadanya. 


Lautan kehidupan di abad modern saat ini demikian banyak ombak dan riak yang dihadapi oleh manusia, terutama orang beriman. Derasnya arus laut atau badai yang mengiringi juga akhirnya menggerus ketaatan kepada Allah. Pasang surut iman yang terjadi pada diri seorang beriman senantiasa akan silih berganti sebagai penanda bahwa orang-orang beriman itu adalah manusia biasa yang Allah takdirkan akan memiliki dosa. Adakalanya kadang larut dalam kemaksiatan. Memanglah sudah Allah sampaikan melalui lisan baginda Nabi, setiap anak adam itu berdosa. Demikian jelas dan gamblang baginda Nabi menyampaikan. Tidak ada yang luput darinya. Bahkan pun kadang dosa itu terjadi berulangkali disebabkan kelemahan dari si hamba tadi dalam menjaga dirinya. Godaan untuk bermaksiat dan berbuat dosa senantiasa hadir dalam diri seseorang, walaupun juga di dalam bisikan itu juga hadir sang malaikat Allah untuk mengingatkan. Disinilah kemudian pasang surut keimanan itu berperan aktif. Tatkala iman berada pada kondisi surut, maka boleh jadi terseret berbuat maksiat dan kelalaian. Namun jika kondisi keimanan sedang pasang, maka terhindar dari berbuat aniaya. Inilah potret kehidupan seorang hamba. Suatu ketika Rasulullah mendengar pengaduan dari sahabatnya tentang iman mereka yang memudar tatkala mereka tidak bersama beliau. Ketika mereka bersama baginda Nabi, dihadapan mereka seolah-olah ada syurga dan neraka yang selalu mengintai. Sangat berharap masuk ke syurga dan sangat takut akan neraka. Namun, tatkala mereka tidak bersama Nabi maka mereka seolah-olah lupa akan hal itu. Rasulullah kemudian menyampaikan kepada sahabatnya tentang iman yang turun naik. Bahkan kemudian beliau melanjutkan, jikalau iman para sahabat itu stabil terus niscaya mereka akan disalami oleh para malaikat di jalan-jalan. Subhanallah, mereka adalah generasi terbaik dari umat ini, namun demikian Rasulullah menyampaikan hal demikian kepada mereka. Apatah lagi kita sebagai orang-orang beriman di akhir zaman ini. ya Allah selamatkan kami.

Tidak ada komentar: