25 Juni, 2008

Lift dan sepatu hak tinggi

Sudah lama juga mo nulis di blog ini lagi. tapi kesempatan yang ada tersebut rada-rada pendek sehingga tak jadi-jadi juga menulisnya. Tadi ada telepon dari resepsionis rektor bahwa internet di ruangan rektor mati. Akhirnya ana berangkat menuju tkp. Celingak-celinguk ke ict (Information & communication Technology ) unand, tak ada orang. Rencananya mo lapor dulu karena ini sebenarnya tugas divisi jaringan ict unand. Karena tak ada orang, ana berangkat sendiri dengan menggunakan ge el.
Nah, sebelum nyampe di lokasi kejadian ana masuk ke dalam lift di lantai 1 kemudian berdiri dengan tenang. Tunggu-tunggu beberapa lama, ana heran kok liftnya belum juga naik...
Akhirnya.... ana tahu apa yang terjadi ....ternyata tombol untuk ke lantai berapanya belum ditekan. he.. he... wong ndeso.

Satu lagi kejadian saat ana pulang dari rektorat dan berjalan menuju warnet puksi labdas. Saat tiba didepan gedung B, ada seorang ibu - mungkin dosen, bersama rekan beliau berjalan akan melewati jembatan yang membentang diatas parit kecil menuju gedung B. Ana heran ketika ibu tersebut tidak mengambil jembatan yang dibuat dari besi-besi baja. Sambil berujar, " nanti sepatunya nyangkut dijembatan (-kurang lebih seperti itu-) :)". Ana perhatikan, beliau memutar kearah jalan lain diikuti pandangan rekan beliau. Pada akhirnya ana paham apa yang dimaksud oleh beliau dengan perbuatannya tadi. Jika beliau memaksakan diri untuk berjalan diatas jembatan tersebut, maka kemungkinan sepatunya akan terperosok ke lubang-lubang besi baja jembatan karena sepatu tersebut... berhak tinggi.

Tidak ada komentar: