Saat membaca beberapa blog, ana tertarik tulisan tentang ospek.
Ospek sesuatu yang cukup menyeramkan bagi kebanyakan mahasiswa baru. Terlebih bayang-bayang pembunuhan karakter hingga pembunuhan betulan (?). Yap, menyeramkan memang. Pada dasarnya nilai-nilai yang ingin diajarkan pada ospek itu sebenarnya mulai diperbaiki dari tahun ke tahun. Tapi tetap ada saja oknum yang menjadikan ospek sebagai sarana pembalasan dendam. Jika selama ini hanya dijadikan bulan-bulanan senior dalam keseharian di kampus, maka ospek adalah wahana yang paling empuk sebagai pelepas ketidak adilan itu. Disini, ada banyak eksperimen yang bisa dilakukan. Eksperimen yang tidak akan menuntut kita jika kita salah. karena kita adalah senior !. Bukankah pada "petaka 13" ada aturan petaka yang menjelaskan bahwa pada pasal 1 "senior tak pernah salah" serta petaka "jika senior salah maka kembali kepasal 1".
Menakutkan memang.
Jika dikenang kembali, ada banyak kegetiran yang mengiringi sederetan kegembiraan di tahun-tahun awal perkuliahan. Kisah-kisah yang menghias bathin dan jiwa, bahwa banyak sikap senior yang terkadang tidak bisa kita ikuti.
Saat di Ospek dulu, ana masih ingat ketika dihadapkan ke dalam ruangan j.13."ruangan pembantaian". Di dalam ruangan ini ana dihadapkan pada pilihan apakah menerima carut marut yang keluar dari mulut oknum-oknum senior yang katanya memberikan pelajaran. Alhamdulillah, saat itu ana bisa memilih menyatakan "melawan" kepada senior yang berkata-kata kotor. Walaupun pernyataan yang ana sampaikan itu berbuah tamparan atau sodokan.
Itu sebenarnya ana rasakan lebih baik daripada orang lain berkata kotor di depan kita sementara kita diam membisu saja.
Tidak semua senior yang berlaku seperti oknum tadi. Ada sederetan kisah indah juga disana. Senior yang mengerti bagaimana mengajarkan tentang indahnya pergaulan diteknik. Indahnya persahabatan di Teknik. Adanya kebersamaan di Teknik dan tentu saja adanya kisah cinta dengan Rabb ketika kita di Teknik.
Akhirnya dalam menyambut kedatangan mahasiswa baru yang sudah mulai memasuki kampus teknik, maka sudah seharusnya para mahasiswa yang menyatakan dirinya senior menimbang kembali. Apakah ia akan berperan sebagai para oknum yang membawa kabar takut bagi mahasiswa baru ataukah mereka akan menjadi para mahasiswa yang menceritakan akan keindahan-keindahan hidup yang akan dilalui di kampus teknik.
Wamensos ajak siswa di Jaktim belajar di sekolah tanpa kekerasan
37 menit yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar