17 Mei, 2007

Lupa Jalan, jalan-jalan

Ups, ini nih pengalaman yang tak terlupakan lagi.
hari selasa 8/5-2007 kemarin. Waktu itu saya pinjam motor da an untuk ngantarin kiriman ke kampung. So, mesti buru-buru untuk mengejar Bus yang berangkat pukul 10.30 wib dari TRB. saya tengok jam dinding di wisma sudah pukul 10.10 Wib. Mesti buru-buru banget nih. pikir saya. Ketika akan berangkat da an memesan untuk membelikan tiket berangkat ke Jambi. beliau juga berpesan agar motornya tidak dipacu kencang karena lengan ayun motor tersebut goyah. Diperjalanan, terpaksalah jalan motor lambat-lambat. Akhirnya tiba di TRB sudah hampir pukul 11.00 Wib. Tak ayal lagi, hanya loket yang menunggu disana. Bus beserta orang-orang yang berada ddalamnya sudah raib dari tadi. Agen yang masih nongkrong disana bilang bahwa bus sudah berangkat seperempat jam yang lalu. Saya ambil langkah untuk menyusul bus tersebut ke Minang Plaza. Biasa nya memang bus tersebut akan singgah dan menunggu penumpang lainnya di Minang Plaza.
Tetap dengan laju yang sedang, motor da an saya pacu melewati siteba. Setelah melewati jambatan yang menghubungkan Tunggul hitam dengan siteba, ada tebersit dalam hati saya ketika melihat jalan yang akan ditempuh berikutnya.Saya begitu yakin akan bisa melewati jalan tersebut dan sampai ke Minang Plaza dengan selamat dan tidak akan tersesat.
Sekali lagi saya pacu motor melewati jembatan dan terus melaju lurus. Tiba di sebuah persimpangan, saya bingung harus melewati jalan mana. Seharusnya dalam bayangan saya sudah sampai dijalan raya. Namun perkiraan saya salah. Saya arahkan motor kekanan dan terus melaju kemudian bertemu simpang lagi saya semakin bingung jalan mana yang harus ditempuh sementara itu dalam hati saya sudah mulai berpikir kenapa hal ini bisa terjadi? rasanya beberapa hari yang lalu saya dan def melintasi jalan tersebut. Pas di persimpangan berikutnya saya tidak ada pilihan lain untuk tidak bertanya. Di depan sebuah toko saya tanyakan kepada seseorang arah jalan untuk sampai ke jalan raya. Pemuda itu menunjuk kearah kanan dan mengisyaratkan agar saya nantinya terus lurus ke jalan tersebut. Rasa syukur saya ucapkan dalam hati sembari mentertawai diri sendiri. kenapa harus tersesat. Dengan ketaatan penuh, saya lalui jalan yang ditunjuk tersebut, namun beberapa meter didepan saya melihat ada jembatan, sepertinya berbeda dengan jembatan yang tadi saya lewati. tapi kok ada jembatan segala? dalam bayangan sebenarnya yang akan saya temui menurut saya adalah jalan raya tabing. tapi kok ini beda ya... sepengetahuan saya tidak ada jembatan didekat jalan raya tabing tersebut. Yang ada hanya rel kereta api!. saya yakinkan diri bahwa jalan yang akan saya tempuh itu adalah benar dan terus melaju sampai ketengah jembatan. oow ...... Allah, Rabbana...Pada saat itu lah saya sadari bahwa jalan yang saya tempuh ini adalah jalan yang saya telah lewati sebelumnya. itu artinya saya telah mengambil jalan memutar dari tadi dan akhirnya kembali memutar kebelakang. kearah Unand lagi..... !!!. Innalillahi. saya edarkan pandangan kearah kanan, persis. disana sudah ada makam umum yang tadi tentu saja sebelah kiri dan sekarang sudah berada disebelah kanan. Akhirnya tak ada kata lain yang terucap dari bibir saya kecuali kalimat istighfar. Astaghfirullal 'adzhim Alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum. Bisa jadi karena waktu akan menempuh jalan disini tadi, telah timbul dalam hati saya rasa sombong karena merasa tidak akan tersesat. dan merasa yakin akan bisa melewati jalan dengan selamat sampai kejalan raya Tabing. Ampuni hamba ya Allah.
Jalan alternatif yang saya ambil akhirnya jalan yang mengikuti aliran air disamping makam umum tunggul hitam tadi. Dan jalan ini memang sudah cukup saya hafal. akhirnya keluar juga dari kebingungan itu. Melewati rumah ustadz Muslim. Alhamdulillah... semoga menjadi pelajaran yang berarti agar senantiasa berhati-hati dan tidak ceroboh dalam hidup.

Tidak ada komentar: