04 Maret, 2007

wisata jiwa

ikhwatifillah....
marilah kita sejenak bertafakur ke alam akhirat. mengenang saat-saat kita akan bertemu dengan Sang Pencipta. ketika kita berdiri dihadapan-Nya. kita berdiri dengan harap-harap cemas menunggu keputusan dari Yang Maha Rahman. Berharap kasih dan sayang-Nya. Ketika tiba giliran kita maka, kembali akan diputarkan slide lembaran hidup selama di dunia. Tampak jelas didalam slide itu saat kita mulai dilahirkan kemudian kita beranjak remaja dan menjadi seorang pemuda yang berilmu pengetahuan. Nampak jelas disana ketika mulut kita berbicara sementara hati kita mendustakan. Gerakan bibir yang lembut tapi penuh dengan tusukan. Bicara yang banyak tapi penuh dengan kebohongan dan kelalaian. mulut yang dengan apiknya berbicara sementara terus menyayat hati saudaranya. ya Allah inikah mulut yang dulu aku banggakan? inikah corong yang aku gunakan selama hidup di dunia itu? betapa engkau telah menganiaya aku wahai mulut. kenapa engkau bicarakan apa yang tidak ada artinya? kenapa engkau bergerak dengan lemah lembut sementara engkau menyadari ini menyayat-nyayat hati mereka....
marilah kita lihat apa yang terjadi dengan mata. Dengan tatapannya yang bagai mata elang, kian kemari bergerak. tak satupun sudut atau lekukan yang lepas darinya. seakan ia ingin menjadi kamera pengintai yang senantiasa membutuhkan informasi dari setiap sergapan. seakan tiap kali ia merekam maka rekaman itu adalah penting. bahkan kotoran yang sebenarnya layak utnuk dibuang dan dipendam sejauh-jauhnya juga masih sempat ia rekam. ya, tak lain dengan alasan mungkin nantinya akan berguna!.wahai mata sungguh jauh engkau dari apa yang telah diperintah kan bagimu. engkau telah melihat yang tak halal bagimu. tahukah engkau bahwa perbuatanmu pada hari ini akan diadili? kenapa engkau menganiaya diriku? tidakkah ketika melihat apa yang tidak halal bagimu ada bisikan halus yang menyapamu dengan lembut dan penuh cinta agar engkau tak lagi berbuat aniaya? cukuplah wahai mata,jangan kau rusak diriku dan dirimu dengan berbagai alasan-alasan klise mu. jangan lah engkau lihat apa yang tak layak bagimu. sungguh aku juga kalau engkau bukan senantiasa bersamamu niscaya aku tak sudi engkau tatap seperti itu....
Telinga. dihiasi dengan sepasang penjaga dari kedua lubangnya. dengan kebisuannya, ternyata sangat tanggap dengan gosip dan obrolan yang tidak sepantasnya ia terima. kala ghibah itu dibicarakan dengan sigap ia mengirim informasi kepada otak agar segera merespon pembicaraan tentang aib orang lain tersebut. naudzubillahi min dzalik kenapa engkau sangat antusias begitu?
wahai tangan, aku lihat engkau senantiasa digunakan, tapi adakalanya aku lihat engka dengan angkuh bersikap aniaya terhadap saudaramu sendiri. tidak takutkah engkau dengan do'a nya rang-orang terdzolimi? lihatlah perilakumu, bahkan engkau menyentuh sesuatu yang tidak layak bagimu. sementara Rasulullah tidak pernah sekalipun menyentuh sesuatu yang bukan hak-nya.
wahai diri ingatkah engkau akan pertemuan kita nantinya dengan Allah ? ingatkah engkau bahwa kita nantinya akan ditanya oleh Allah Azza wa jalla?tidak malukah kita nanti berhadapan dengan-Nya sementara kita diliputi oleh kotoran-kotoran kemaksiatan?
marilah kita kembali untuk mengingat bahwa hidup kita didunia ini hanya sementara. kita sudah pernah pergi ketepi laut. Bahkan kita sudah tinggal disana sekitar 6 tahun. dankita juga sering mencelupkan telunjuk kita ke air. dan ingatkah engkau bahwa kita juga sudah mengetahui bahwa hidup kita didunia ini hanyalah seperti tetesan tereakhir air yang mengalir di jari telunjuk ini.sementara kehidupan kita diakhirat nanti adalah luasnya samudara yang kita hadapi.
Allahummarhamna ya Rabbal 'alamin

Tidak ada komentar: